header wahyu winoto blog

Boleh Salah Mengucap Doa (Kisah Legenda)

Kisah tentang seorang pria yang belum mampu berdoa dengan sempurna, namun karena keikhlasan hatinya, Tuhan akhirnya tetap menyelamatkannya dari bencana.


Al kisah ratusan tahun yang lalu, di Kabupaten Purworejo lahirlah seorang pemuda. Waktu itu seiring dengan masuknya agama Islam ditanah Jawa, maka pemuda ini juga ikut tertarik belajar Islam. Dalam perjalanannya mencari guru untuk belajar agama dia bertemu Raden Syahid alias Sunan Kali Jaga seorang guru, ulama, budayawan, sekaligus penasehat kerajaan Demak yang "kondang mangonang-ngonang" hingga seluruh nusantara. Pemuda ini meminta Sunan Kali Jaga untuk menjadi gurunya, mengajari agama Islam, dan ilmu-ilmu lainnya.

Singkat cerita, Sunan Kali Jaga bersedia menerima pemuda ini dengan syarat dia harus menyucikan diri terlebih dahulu dengan bersemedi/bertapa diatas pohon dengan posisi kaki diatas dan kepala dibawah. Sebelum meninggalkan muridnya ini, Sunan Kali Jaga memberikan amalan wiridan untuk dibaca selama masa pertapaan. Wirid yang dimaksud adalah 2 Asmaul Khusna "Ya Khayyu, Ya Qoyyum".

Sunan Kali Jaga pun berlalu, dan mulailah pemuda ini menjalani pertapaan, sambil mulut dan batinnya berusaha melafalkan Ya Khayyu, Ya Qoyyum. Namun karena pemuda ini sangat asing dengan bahasa Arab, dan pengaruh lidah Jawa yang kental, maka dia kesulitan mengucap Ya Khayyu, Ya Qoyyum, justru yang terucap "Ya Kayuku, Ya Kayumu".

Hal itu berlangsung terus menerus, berhari-hari, berbulan-bulan, hingga pada suatu hari terjadilah kebakaran hebat di hutan tempat si pemuda sedang bertapa.

Atas kuasa Allah, Tuhan yang kuasa, ketika kebakaran mencapai pohon tempat pemuda itu bertapa terjadilah keajaiban, tubuh pemuda tersebut terbakar namun tidak hancur, tidak tewas, hanya "gosong" seperti "kayu" yang kena api. Konon hal itu karena si pemuda terus berdzikir mengucap Ya Kayuku, Ya Kayumu

Atas kejadian tersebut maka masyarakat sekitar menjuluki pemuda ini dengan nama "Sunan Geseng". Geseng artinya gosong dalam bahasa Jawa.

Demikian Kisah Sunan Geseng yang saya dengar dari Ayah saya, yang juga pernah berziarah ke makam/petilasan Sunan Geseng.

Boleh Salah Mengucap Doa
Berdoa
Kembali ke judul tulisan ini, bahwa kita ini boleh saja salah melafalkan doa, apalagi jika doa itu bukan berasal dari bahasa kita, yang penting adalah hati dan pikiran kita benar, tulus, pasrah kepada Allah, Tuhan yang maha kuasa. Tuhan lebih tahu apa maksud kita. Sehingga sungguh rugi orang-orang yang dengan sombongnya menghina orang lain yang tidak fasih membaca doa, atau tidak fasih membaca ayat suci. 

Karena keterbatasan manusia kesalahan lafal akan dimaafkan Tuhan, tetapi kesombongan akan dihukum oleh Tuhan. Berhentilah mencaci. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.


Demikian artikel: semoga bermanfaat bagi anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




© 2010 - 2024 || By Blogger || Hak cipta dilindungi UU.
TOP