header wahyu winoto blog

Berikan Apa yang Kamu Cintai Maka Kamu Dapatkan yang Lebih Baik Lagi

Berikan Apa yang Kamu Cintai Maka Kamu Dapatkan yang Lebih Baik Lagi

Artikel saya kali ini merupakan ajakan buat kita agar tidak menjadi orang yang terlalu pelit, kita harus dermawan dalam memberikan sesuatu pada orang lain, bahkan memberikan sesuatu yang amat kita cintai.

Apa kira-kira sesuatu yang amat kita cintai?
Ada banyak hal yang kita cintai didunia ini, yang kadang kita takut jika kehilangannya. Misal : Jika kamu seseorang yang sangat mencintai kekasihmu maka sudah barang tentu kamu takut jika kehilangan dia., atau jika kamu sangat mencintai uangmu, maka kamu pasti akan menjaga uangmu agar jangan sampai diberikan atau jatuh ketangan orang lain, bahkan bagi kita para blogger kecintaan kita pada blog atau sesuatu didalamnya dapat berdampak pada kita menjadi takut atau khawatir kehilangannya. Misal kita takut kehilangan posisi yang bagus dalam kontes blog, lebih-lebih pada kontes SEO seperti Mercedes-Benz Mobil Mewah Terbaik Indonesia dan websasdesign.com cinta blogger  atau  Amikom.us Tempat Belanja Hosting Murah

Nah, terkait dengan Berikan Apa yang Kamu Cintai Maka Kamu Dapatkan yang Lebih Baik Lagi, saya punya cerita yang mungkin bisa menginspirasi kamu, silahkan simak baik-baik ya:

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.

Tapi… Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji : Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.

Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : “Ibu,bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi… ” Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten…

“Oke … Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?” Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.”Terimakasih…, Ibu”

Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalungitu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau…

Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya “Anisa…, Anisa sayang ngga sama Ayah ?”
“Tentu dong… Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !”

“Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu…”
“Yah…, jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil “si Ratu” boneka kuda dari nenek… ! Itu kesayanganku juga”

“Ya sudahlah sayang,… ngga apa-apa !”
. Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.

Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, “Anisa…, Anisa sayang nggak sih, sama Ayah >?”
“Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?”.

“Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu.”
“Jangan Ayah… Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.. “
Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan.
Dari matanya, mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya…
“Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?”
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya ” Kalau Ayah mau… ambillah kalung Anisa”

Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih… sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa…

“Anisa… ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau”

Ya, ternyata Ayahnya justru memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa. Mutiara asli yang sejak 3 hari lalu dia simpan untuk anaknya.
Dari cerita tersebut, kita akan makin memahami bahwa sikap terlalu cinta pada sesuatu itu tidaklah benar, kita harus sedang-sedang saja dalam mencintai apa yang kita miliki, karena bisa jadi jika kita mau memberikan apa yang kita cintai (kita sumbangkan pada orang lain) maka kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik bahkan mungkin berlipat ganda.
Kemudian jika kita kaitkan dengan kehidupan didunia ini yang tidak dapat kita tebak, terkadang kita kehilangan sesuatu yang amat kita cintai, maka sebenarnya kita harus ikhlas dalam menerima takdir tersebut. Terkadang Dia (Tuhan) meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita terlalu tamak dengan apa yang kita miliki, sehingga untuk yang membutuhkan pun terkadang kita terlalu berat untuk mengeluarkannya. Padahal Sang Pencipta menjamin untuk menggantinya dengan yang lebih baik.


Jadilah dermawan,  dan yakinlah bahwa Berikan Apa yang Kamu Cintai Maka Kamu Dapatkan yang Lebih Baik Lagi.

***

Demikian artikel: semoga bermanfaat bagi anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




© 2010 - 2024 || By Blogger || Hak cipta dilindungi UU.
TOP